More Categories

Sabtu, 20 Juni 2020

Fenomena "Pasangan Berseragam", Benarkah Lebih Awet?

- Tidak ada komentar



Asumsi jika seorang perawat akan menikah dengan seorang yang mengenakan seragam rasa-rasanya telah jadi rahasia umum. Entahlah darimanakah asal awalnya asumsi ini jadi demikian kental serta seringkali jadi pembicaraan publik. 

Sesudah demikian lama tidak mengingat merek semacam ini, sore hari ini Saya dikagetkan dengan seorang teman dekat yang men-tag namaku ke satu posting account di instagram yang membicarakan mengenai perawat serta pilihan jodohnya. 

Selanjutnya Saya jadi ingin tahu serta membaca satu-satu isi kotak kometar dari posting itu. Beberapa tanggapan ada yang membuatku ketawa terpingkal-pingkal sebab kelucuan serta kepiawaian jemari netizen dalam soal menulis beberapa kata. 

Ada pula yang memberi respon nya dengan kalimat yang tidak lumayan baik. Situasi semacam ini membuatku harus kembali kenang cerita sekian tahun yang lalu.

Eits bukan cerita asmara lho yaa yang ingin diingat he he he. Tapi cerita ini apa yang ada, bukan ada apanya (bagaimana sich jadi yang bener!!).

Jadi ini ceritanya..

Saat duduk di kursi kuliah keperawatan, sempat satu saat saya pulang dari rumah sakit serta singgah ke satu tempat foto copy. Dengan cara tidak menyengaja berjumpa dengan seorang rekan lama, Bijak namanya. 

Kemungkinan hampir 7 tahun semakin kami tidak bertemu. Tapi waktu itu rupanya Bijak tidak sendirian, lalu Bijak mengenalkan Saya dengan temannya. 

Saya tahu itu hanya hanya hal basa-basi. Tetapi belum berteman, Saya dibikin kesal dengan temannya yang menyeletuk demikian saja 

"Ngenalin gini enak jika betul-betul bisa mengenal, Saya mah apa bukan orang yang mengenakan seragam. Hanya warga sipil. Jadi mundur dehh" 

Saya pilih tidak untuk menyikapi, ya ingin bagaimana, mengenal denganku saja belum. 

Tuntunan Bermain Taruhan Bola Online

Ingat satu hal lagi, waktu Saya ke toko sepatu sepulang dari rumah sakit, sang Mas penjaga toko itu memang awalannya nampak repot terlibat perbincangan bincang dengan seseorang tetapi saya putuskan untuk konsentrasi cari sepatu yang akan kubeli. Saya pun tidak berasa ingin ketahui tema apakah yang sedang mereka bicarakan. 

Anehnya, entahlah ada angin apa mendadak dengan ketusnya sang Mas mengatakan "Ya jika perawat itu maunya sama yang mengenakan seragam, tidak selevel lah sama yang kita kita gini, kalau gak yakin bertanya saja sama mbak ini (sekalian melihat ke arahku). Iya kan mbak? ". 

Langsung Saya dibikin terkejut serta tidak ada kemauan untuk menjawab sepatah kata apa saja. Sampai saat ini Saya serta tidak dapat pahami apa waktu itu sang Mas penjaga toko sedang berupaya bergurau padaku untuk mencairkan situasi atau bagaimana sich. 

Kira-kira semacam itu hal yang sempat kualami. Tidak bisa disangkal, di dunia riil juga banyak didapati seorang perawat atau bidan menikah dengan seorang yang profesinya untuk abdi negara seperti polisi atau tentara. 

Tetapi rasa-rasanya hal tersebut cuma satu kebetulan saja kan? serta pernikahan itu berlangsung sebab kedua-duanya memang berjodoh. Lagi juga, tidak semua perawat atau bidan akan berpasangan dengan abdi negara. 

Begitu juga sebaliknya. Waktu hati jatuh hati, serta takdir setuju menjadikan satu kedua-duanya. Ditambah lagi yang dapat dikata. Toh karier bukan hal yang perlu dibanding-banding kan. 

Malah di antara satu karier dengan karier lain akan membuat satu tatanan kehidupan. Tidak elok rasa-rasanya jika perbandingan disangkutpautkan ke dunia pernikahan. Tiap orang juga memiliki hak untuk putuskan dengan siapa mereka akan menikah. 

Tidak ada fakta untuk berasa tersinggung. Malah fenomenia ini jadi bahan mawas diri. Tidakkah sebenarnya semua insiden dihidup ini telah ditata oleh Tuhan Yang maha Esa? 

Jodoh, Rejeki serta Maut, Tuhanlah yang mempunyai kuasa didalamnya. Ingin bagaimana juga memaksa kehendak untuk bersama-sama, yang bukan jodoh akan menjauh lambat atau cepat serta yang berjodoh akan berpadu dengan jalan yang tidak diduga. 

Disamping itu mengingat hal ini menimbulkan tanda pertanyaan besar di hati. Tidakkah pernikahan harus diperlengkapi dengan rasa sama-sama pahami, terima situasi kekurangan serta kelebihan. Apa cinta serta pernikahan cuma melihat serta dipastikan oleh karier?. 

Lantas bagaimana kelak jika satu karier lekang oleh waktu, apa cintanya akan lenyap? Jika demikian dimana letak bahagianya? Selektif pilih pasangan memang cara yang baik, namun membeda bedakan karier bukan hal yang cukup arif. 

Bermain Sambil Bekerja Ternyata Bagus untuk Bisnis dan Karir

- Tidak ada komentar



Sudah pernahkah anda habiskan waktu berjam-jam untuk pecahkan satu permasalahan tetapi terjerat dalam kebuntuan dan pergi untuk membersihkan piring atau jalan-jalan, lalu... eureka, jalan keluarnya meletup tampil di kepala anda?

Aksi lakukan suatu hal lainnya dengan menyertakan otak kita waktu tengah diliputi problema yang susah akan menolong kita lihat permasalahan dari pemikiran yang lain. Itu inspirasi dibalik perusahaan tehnologi Silicon Valley yang mempunyai ruangan permainan, meja biliar, serta papan-papan permainan yang menyebar di ruangan istirahat. Mereka ketahui lebih dini mengenai nilai permainan serta bagaimana hal tersebut bisa menggerakkan semakin banyak pekerjaan kreatif.

Thomas Griffin, salah satunya pendiri sekaligus juga Presiden OptinMoster yang pebisnis, investor, serta ahli piranti lunak; menulis untuk Forbes mengenai bagaimana kita dapat bawa semakin banyak permainan untuk kerja serta mengakhiri permasalahan usaha lebih baik.

Koneksi di antara permainan serta pemecahan permasalahan salah satu fakta Lego meningkatkan program "Serious Play". Beberapa pimpinan usaha memakai program ini untuk menumbuhkan kreasi, share, serta refleksi dalam individu serta team di semua tingkatan organisasi, serta mereka sudah mendapatkan jika proses kreatif membuat suatu hal dengan balok-balok Lego menggerakkan otak untuk kerja dengan cara tidak sama serta buka sudut pandang baru.

Tuntunan Bermain Taruhan Bola Online

Asumsi konservatif jika bermain pasti menghancurkan pekerjaan kelihatannya harusnya dikoreksi sebab, menurut satu riset tahun 2013, bermain sangat mungkin kita untuk merekayasa objek atau gambar mental, membuat serta menelusuri pilihan imajiner, menulis narasi, serta banyak.

Di dalam bermain Lego, seluruh barisan perusahaan bermain seperti beberapa anak untuk mendalami, belajar, serta meningkatkan proses kreatif , serta mereka bisa lakukan hal sama saat pecahkan permasalahan untuk orang dewasa.

Saat bersama membuat satu konstruksi style bebas memakai balok-balok Lego, peserta didorong untuk merangkul serta memberikan dukungan tiap inspirasi yang ada, tidak perduli darimanakah aslinya.

Walau tidak semua pekerjaan bisa dituntaskan dengan bermain Lego, itu menempatkan fundamen buat tiap orang untuk memikir mengenai kerja semakin kreatif serta capai arah usaha mereka dengan cara tidak sama dari mulanya.

Tetapi sebelum bawa permainan apa saja ke tempat kerja, tekankan anda berlatih secara baik serta menguasainya dengan cara maksimal sebab keceriaan bermain berlangsung waktu kita pada akhirnya kuasai ketrampilan serta dapat memenangi rintangannya.

Misalnya, di dalam bermain tenis kita harus menyarangkan bola tenis ke kotak servis dengan menyengaja. Kemungkinan kita harus mengganti langkah memegang raket, mengganti skema lari, serta coba beberapa hal sebelum sukses dengan cara persisten mengatur servis sesuai dengan tekad.

Sesudah berasa nyaman dengan mekanik di perusahaan, anda dapat konsentrasi pada beberapa hal lain dalam game perancangan anda serta mengembangkannya . Dalam tempat kerja, anda membutuhkan kebebasan yang sama untuk melakukan eksperimen serta berlatih hingga bisa capai arah atau target usaha anda.

Guru, Profesi yang Mengubah Hidup

- Tidak ada komentar




Banyak yang menjelaskan jika seorang guru ialah seorang yang digugu serta ditiru. Kata digugu memperlihatkan jika seorang guru tetap ingin didengar perkataannya, sedang kata ditiru memperlihatkan kredibilitas seorang guru, jika kecuali bicaranya yang tetap didengar, tindak tanduknya dibuat contoh oleh murid-muridnya.

Demikian kemungkinan keinginan sejumlah besar warga pada karier ini. Menyebutkan karier ini untuk "guru" bermakna mengharap dari karier berikut beberapa orang muda belajar apa berarti beritegritas, yakni seorang yang pengucapan serta perbuatannya tetap sesuai.

Menurut UU No 14 tahun 2005 mengenai Guru serta Dosen, diterangkan jika Guru ialah pendidik karieronal dengan pekerjaan penting mendidik, mengajar, menuntun, arahkan, melatih, memandang, serta menilai peserta didik pada pendidikan anak umur awal jalan pendidikan resmi, pendidikan fundamen, serta pendidikan menengah.

Menurut UU ini, karier guru disebut untuk pendidik. Guru disebutkan untuk aktor penting dalam pendidikan yaitu satu proses perubahan sikap serta tata laris seorang atau barisan orang dalam usaha mendewasakan manusia lewat usaha edukasi serta training.

Dari pemahaman ini, pekerjaan seorang guru adalah pekerjaan yang terpadu, guru bukan hanya bertanggungjawab untuk mengajari ilmu dan pengetahuan serta ketrampilan, dan juga bertanggungjawab pada perkembangan perilaku anak didiknya.

Jadi seorang guru yang karieronal, bermakna kerjakan keseluruhnya pekerjaan seperti disebut menurut UU di atas. Ialah hal yang relatif gampang ditangani bila cuma stop pada transfer ilmu dan pengetahuan serta melatih ketrampilan. Malah pekerjaan yang sangat susah untuk dilaksanakan ialah mendidik anak didik supaya alami perkembangan sikap serta tata laris jadi seorang yang dewasa.

Pekerjaan ini bermakna tanggung jawab mendidik siswa yang semula tidak disiplin jadi disiplin. Mendidik siswa yang semula berbicara kasar hingga dapat berkata santun. Mendidik siswa yang tidak dapat teratur dalam antrean jadi tahu bagaimana mengantre secara baik. Mendidik siswa yang semula berlaku egois serta individualis jadi siswa yang perduli. Serta serentetan pekerjaan mendidik yang lain.

Sebab pekerjaan mendidik berikut, sering seorang guru disalah pahami. Pekerjaan mulia ini tetap dibenturkan dengan UU Perlindungan Anak serta HAM.

Melihat saja beberapa masalah yang dirasakan oleh Guru. Pada tahun 2019 lalu contohnya, muncul masalah guru Theresia asal NTT. Saat lihat anak-anak lelaki di kelas yang rambutnya panjang, dia lalu ambil gunting serta memangkas rambut mereka sedikit dibagian depan untuk mendisiplinkan mereka.
Tetapi usaha mendidik ini malah berimbas penolakan oleh orangtua murid. Tidak terima anaknya diberi hukuman cukur rambut, Arnoldus nekat balas memangkas rambut si guru waktu mengajar di kelas memakai gunting yang dia bawa serta.

Lain lagi masalah yang menerpa guru Kalim yang trending di sosial media pada 2019 kemarin. Punya niat menyapa muridnya yang sedang merokok di kelas, dia malah mendapatkan penindasan dari muridnya yang mencekik leher serta menoyor kepalanya.

Masalah yang sangat menyedihkan berlangsung di Sampang, menerpa seorang guru kesenian namanya Budi. Untuk menyapa seorang siswa yang mengganggu beberapa temannya, guru Budi ambil sikap mencoret pipi muridnya itu dengan cat cair. Berasa tidak terima dengan perbuatannya, murid itu langsung lemparkan bogem mentah padanya.

Faksi keluarga menerangkan jika setelah pulang ke rumah, pak guru Budi merintih sakit pada leher serta selang sesaat tidak sadar diri. Dia lalu dirujuk ke Rumah Sakit tetapi nyawanya tidak tertolong.

Benar-benar miris bila pekerjaan mulia untuk mendidik ini, malah berefek aksi tidak membahagiakan buat guru serta menyebabkan penindasan serta kematian.

Beberapa masalah yang diterangkan di atas sebenarnya sedang memvisualisasikan urgensi kedatangan guru dengan pekerjaannya untuk pendidik.

Walau anak dapat belajar ilmu dan pengetahuan dari mbah google atau darimanakah saja, tapi figur serta kedatangan guru untuk pendidik tidak dapat ditukar oleh apa saja.

Disadari atau mungkin tidak, sikap serta ciri-ciri pelajar sekarang ini benar-benar memprihatinkan. Kenakalan remaja yang berlangsung akhir-akhir ini membuat miris, ingin jadi apa generasi muda bangsa ini di waktu akan datang?

Bukan hanya masalah tawuran, narkoba serta sex bebas, kesantunan generasi muda sekarang ini sangat memprihatinkan. Seringkali saat dipertotonkan di muka umum, sejumlah besar warga acuh tidak acuh, yang perlu bukan anak saya, kemungkinan pikirkan mereka demikian.

Tetapi, seorang guru yang mengasihi beberapa anak didiknya tidak kemungkinan dapat diam lihat mereka berlaku demikian. Ini dilaksanakan oleh guru tidak sebatas mengingat pekerjaannya untuk pendidik, tapi panggilan untuk guru itu yang membuat tidak diam serta terus berupaya selamatkan anak didiknya.

Dalam soal berikut, pemerintah menggenggam peranan penting membuat perlindungan guru yang dengan keseriusan hati jalankan panggilannya untuk pendidik.

Kita pantas mengucapkan syukur Pemerintah sudah keluarkan Permendikbud nomor 10 tahun 2017 mengenai perlindungan buat pendidik serta tenaga kependidikan. Ketentuan ini dibikin membuat perlindungan guru yang hadapi persoalan saat jalankan pekerjaannya.

Balada para Pekerja yang Kena PHK Karena Pandemi

- Tidak ada komentar




Smartphone saya berdering terlihat dilayar Smartphone tercantum nama "Gun,,, Manager" seorang kawan saya yang kerja di perusahaan elektronik.

Lalu, sesudahnya saya angkat telepon dari rekan saya itu percakapan juga berjalan, serta ini isi dari percakapan kami;

"Asalamulaikuuum, Halo git, apa kabarnya".

"Walaikum salaaam, Alhamdulillah Baik Gun"

"Ini Git, radio mu masih jalankah"

"Masih Gun, mengapa?"

"Anu, eee, eee, anu Git, duh jadi cukup sungkan eeh saya ngomongnya Git"

"Ndapapa Gun ngomong saja"

"Gini Git, saya terkena PHK dari kantor, gara-gara korona ini tuturnya kantor tempat saya kerja ingin pailit, karena itu kantor buat efektivitas karyawan, nah saya terkena sich".

"Ini saja saya sudah semakin 2 bulanan ini nganggur, sudah turut prakerja, sudah usaha sana sini tetapi tidak ada yang approach , tidak ada yang kasih jawaban".

"Nah mengapa , saya cocok lagi mikir mencari kerja itu, saya keinget sama kamu git, kan kamu punyai radio, karena itu kucari dihubungi, alhamdulillah masih ada nomormu ku simpen".

"Jadi tujuan saya, kalau radio mu ada tempat jadi apa kah begitu saya ingin saja Git, asal ada saja pendapatan buat keperluan hidup nah Git, kasian anakku sama istriku Git jadi turut sulit gara-gara saya nganggur gini".

"Bagaimana kurang lebih Git dapat tidak saya kerja di radio mu situ, apa ada tempat Git, saya sudah bingung Git, pusing ingin ke mana lagi telah ini mencari kerja".

"Iya Gun, saya tahu Gun, saya turut prihatin ya Gun, ya sudah gini saja, radio ku masih jalan sich, hanya gini gun, saat ini saya bukan pemilik intinya lagi, saham radio sudah ku jual separuh ke 2 orang pebisnis, jadi saat ini radio ku itu ada 3 orang yang punyai".

"Terus sesuai dengan kesepakatanku sama mereka di MoU, saya sudah loyalitas tidak begitu ikut serta atau begitu interferensi mengurusin manajemennya sich, jadi saya tinggal terima share keuntungan saja Gun, jadi saat ini 2 orang yang punyai saham radio ini yang saat ini sama-sama kerja sama untuk atur radio".

Tuntunan Bermain Taruhan Bola Online

"Tetapi gini saja, kamu nanti esok jumpai saja HRD radio nya ya, nanti ku telepon orangnya, sepertinya sich masih ada perlu sich beberapa tempat untuk mengurus Webinar, Virtual Even sama sisi IT, sepertinya kamu masih menyambung saja sich kalau dibagian itu, yang saya inget kamu alumnus IT toh".

"Iya Git tidak papah, Webinar dapat saja saya Git, IT ada juga lah sempat saya punyai pengalaman, duh jadi tidak enak saya Git, ngerepotin jadi, gini saja deh saya ke rumahmu saat ini yah".

"Sudah tidak perlu, nanti esok sore saja kamu kerumahku, yang perlu esok kamu bertemu saja dahulu sama HRD radio, baru sorenya kita ketemuan dirumahku okey".

"Okey Git, siap dikerjakan, terima kasih ya Git sudah dibantuin intinya esok sore saya tentu tiba ke rumahmu"

"Iya Gun"

"Siap Git terima kasih banyak ya Git, assalamualaikuuum,,,"

"Walaikum salaaam,,,"

Ya, itu percakapan saya serta kawan saya, yang membuat saya trenyuh, prihatin serta membuat saya jadi menarik nafas dalam-dalam serta menghela nafas panjang itu. Fyuuuhh,,,,

Rupanya kawan saya ini terpengaruh gara-gara korona ini serta pada akhirnya tidak lepas dari gelombang PHK massal serta sedang berupaya mencari pekerjaan lagi.

Walau sebenarnya, menurut yang saya ingat ia itu ialah manager sukses di tempatnya kerja, tetapi rupanya efek epidemi korona ini demikian ada, kawan saya juga bisa rupanya terkena PHK.

Saya jadi tidak tega dengan situasi kawan saya ini, jadi pada konsepnya, semasa saya masih punyai peluang serta rejeki dapat menolong pada akhirnya saya putuskan luluskan permintaannya supaya bisa kerja di radio.

Sebetulnya radio pernah turut terpengaruh sich, soalnya RUPS waktu lalu ada pula mengulas situasi radio sebab efek epidemi korona ini, sebab dengan cara biasanya cukup berefek pada operasional radio.

Tetapi untungnya, walau epidemi korona ini membuat situasi serba tidak tentu, rupanya bersamaan penyesuaian situasi yang berjalan, buka ruangan usaha yang lain , yakni membuat gelaran Webinar serta even Virtual jadi tren, hingga jadi salah satunya jalan keluar buat radio untuk selalu dapat eksis serta bertahan ditengah-tengah ketidak pastian sebab epidemi korona ini.

Yang pasti kawan saya ini masih diantaranya saja yang terpengaruh korona serta terkena PHK, sebab tentunya juta-an pekerja yang lain pasti banyak pula yang terkena PHK serta mengharap dapat memperoleh lagi pekerjaan untuk dapat menjaga keluarganya.

Termasuk beberapa fresh graduate serta beberapa pelacak kerja yang lain yang banyak yang menjadi pengangguran sebab kesempatan kerja ada banyak yang tertutup serta belum juga tersedia banyak dari beberapa penyuplai kerja sebab efek epidemi korona ini.

Disini sebetulnya keinginan beberapa pekerja yang terkena PHK ini serta beberapa fresh graduate dan beberapa pelacak kerja yang lain bertopang pada beberapa penyuplai kerja yang masih tetap dapat bertahan ditengah-tengah epidemi korona ini.

Jangan Takut Salah Jurusan

- Tidak ada komentar



Arti salah jurusan sering diperuntukkan pada mahasiswa yang "loyo" pada pilihannya, saya sebutkan loyo sebab kenyataannya ia mempunyai keunggulan lain di bagian yang tidak diharapkannya, tetapi ia masih kurang kuat untuk bertahan dengan 1 jurusan yang diambil.

Saya pribadi sempat memperoleh kalimat 'koe salah jurusan mas' oleh rekan sekelas saya. Rekan saya katakan jika orang seperti saya tidak pas kuliah di jurusan Keperawatan. Entahlah apakah yang memicu mereka mengatakan demikian. Kemungkinan sebab biasanya saya mengulang-ulang alias remidi waktu praktikum kemampuan lab.

Salah satunya kawan lama saya kebetulan pernah mengenyam pendidikan tinggi di 3 jurusan yang lain, yaitu musik, ekonomi, serta ceramah. Ke-3 jurusan itu ternyata tidak ada yang diakhirinya. 

Ke-3 jurusan itu ternyata sudah bawa dianya pada jalan hidup yang lain juga. Contohnya waktu dianya kuliah di jurusan ceramah, ia pernah mengundang beberapa temannya menjadi jamaahnya. Lalu saat dianya kuliah di jurusan ekonomi, ia sempat juga buka usaha laundry walau tidak berjalan lama, serta saat ia kuliah di jurusan musik ia coba peruntungannya untuk mempromokan lagunya di youtube.

Tetapi kanal youtube-nya rupanya beralih haluan content, yang awalannya berisi musik unplugged eh rupanya kawan lama saya itu justru gemar berkampanye. Secara singkat dianya ajukan diri jadi caleg DPRD Propinsi.

Tuntunan Bermain Taruhan Bola Online

Tetapi, peruntungan belum memihak padanya. Mimpi menjadi anggota DPRD Propinsi harus dia ikhlaskan sebab pencapaian suara yang masih tetap kalah dengan calon legislatif yang semakin senior. Posisi pekerjaan di KTP juga belum juga beralih, masih tercatat untuk mahasiswa.

Pendidikan paling akhir di curiculum vitae-nya cuma alumnus SMA sampai ia dipastikan tidak berhasil lolos jadi anggota DPRD Propinsi.

Mengingat cerita rekanan saya itu, saya jadi berangan-angan, seandainya dianya mengakhiri satu kuliahnya saja entahlah ekonomi, musik atau ceramah. Pasti kecuali pengetahuan serta ijazah yang didapatkan karena itu pastinya akan sedikit ada keyakinan publik saat akan memilihnya untuk jadi anggota DPRD. Walau ada pula anggota DPR yang cuma alumnus SMA.

Saat saya jumpai bapaknya, beliau menjelaskan jika anaknya itu berasa tidak kerasan serta meminta geser jurusan, keinginan untuk geser jurusan-pun langsung di-acc oleh bapaknya. Tesis saya sementara kini ialah, geser jurusan tidak jamin melepaskan kita dari desakan yang ada

Perlu kita kenali jika kuliah atau sekolah pada jurusan apa saja, tentu mempunyai desakan serta tuntutan yang berlainan. Kuliah di Kedokteran contohnya, pasti semasa jadi Mahasiswa Fak Kedokteran beberapa peserta didik akan dituntut menjadi pembelajar cepat serta penghafal anatomi yang ulung. Lain kepentingan dengan kuliah di Jurusan Hukum, tentunya kita harus siap-siap dengan pandangan akan undang-undang yang dapat jadi akan dikoreksi oleh pemerintah setiap waktu.